Senyuman

Sunggingan senyum di pagi hari tentu akan memberikan sebuah berkah bagi mereka yang menerimanya. Orang akan terlihat begitu manis dan bersinar dengan sebuah senyuman yang menghiasi wajahnya. Mungkin banyak orang mengabaikan hal tersebut. Tekanan pekerjaan, tugas, keluarga dan masalah yang lain membuat kita menjadi lupa dan enggan untuk menyunggingkan senyuman.

Dikala hati kita gundah dan sedih...hanya seulas senyuman dari orang yang peduli pada kita yang bisa membuat kita merasa lebih baik dan nyaman untuk menghadapi permasalahan dan tantangan hidup. Senyuman merupakan lambang dari keramah tamahan dan kelembutan hati. Hingga sebuah senyuman bisa menjadi jutaan dollar harganya, seperti yang melekat pada lukisan monalisa.

Ada pepatah lama yang juga menyebutkan bahwa hanya dengan senyuman, maka dunia ini terasa begitu indah untuk dinikmati. Sarapan pagi dengan secangkir kopi panas, sepotong omlet bakar, serta secawan senyuman adalah cara terbaik untuk memulai hari dan mendasarkan segala sesuatu dalam kecerian matahari.

Untuk itu mari kita awali tiap pagi dengan sambutan hangat senyuman yang menyungging di sudut bibir anda...

Cita-Cita Terbesar Adalah Menuju Kesempurnaan


Dalam sebuah perjalanan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan. Ada kalanya kita mesti berjuang, serta belajar menyikapi segala rahasia dalam kehidupan.

Perjalanan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita. Setiap hembusan nafas, detak jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama, kesempurnaan.

Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu. Tidak ada seorangpun melebihi dari yang lain. Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam mensikapinya. Ada yang berjuang untuk melewatinya dengan membunuh waktu. Tidak pula sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang ia punya.

Apa rahasia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu, dan iman. Dengan cinta hidup lebih indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah.

Sadarkah Kita


Sadarkah kita bahwa:
KIta dilahirkan dengan dua mata didepan, karena seharusnya kita melihat yang ada di depan, kita lahir dengan dua telinga, satu kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat mendengarkan dari kedua sisi. Menangkap pujian maupun kritikan, dan melihat mana yang benar.

Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala, sehingga bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya. Tak seorangpun yang dapat mencuri isis otak kita, yang lebih berharga daripada segala permata yang ada.

Kita dilahirkan dengna dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut. Karena mulut tadi adalah senjata yang tajam, yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara tetapi banyak mendengar dan melihat.

Kita dilahirkan dengan satu hati yang mengingatkan kita untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar untuk mencintai dan menikmati dicintai, tetapi jangan mengharapkan orang lain mencintai anda dengan cara dan sebanyak yang sudah anda berikan. Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka anda akan menemukan bahwa hidup ini menjadi lebih indah.

Semuanya relatif...


Jauh di sebuah dusun nelayan dengan bau laut yang kental, seorang paman menanyakan kabar keponakannya yang telah pergi ke kota. Dengan bangga, ibunya menjawab, "syukurlah, sekarang hidup Bejo sudah enak. Dia bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung tinggi".

Di sebuah gedung perkantoran di tengah kota yang sibuk. Seorang boss berdasi menanyakan tentang seorang pegawai yang tampak lusuh. Dengan gugup, managernya menjawab, "namanya Bejo pak! Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang, nasibnya tidak sebaik namanya". Aha! Betapa relatifnya nilai sebuah pekerjaan. Dari satu sudut pandang, sesuatu yang dibanggakan ternyata tak ubahnya cemoohan. Namun dari sudut lain, sebuah ejekan ternyata sumber harapan panjang. Begitulah bila pikiran mulai menilai-nilai apa yang disebut "kemujuran" hidup, maka pada saat yang sama ia memisah-misahkan orang ke dalam kelas-kelas yang berbeda. Padahal, melalui tatapan hati nurani, tiadalah lebih berharga jabatan tinggi di hadapan jabatan rendah. Ketika anda menghargai dan membebaskan diri dari peringkat-peringkat "keberuntungan" di saat itu anda mampu mendengar bisikan nurani.

Keramahtamahan

Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih.
(Lao Tse)